Dear anak indonesia

bercita-citalah setinggi mungkin. jangan melihat cita-cita itu dari seberapa besarnya gaji, tingginya jabatan, dll. tapi lihat dari seberapa berartikah ilmu yang telah anda dapat. jadilah anak indonesia yang tidak mementingkan uang. pentingkan bagaimana generasi kita selanjutnya.

RECENT POSTS

Orang yang paling bodoh adalah orang yang tidak pernah mensyukuri hidupnya dan selalu mengeluh akan kekurangannya!

MENYERAH? YAKIN?

jika hanya beberapa kali saja anda mencoba, berusaha dan hasilnya selalu gagal, jangan menyerah. ingat Einstein yang merasakan lebih dari 2000 kali kegagalan dalam percobaannya. Æ ̴̴̴̴̴̴͡.̮Æ ̴̴͡ #kamusku

PERPISAHAN DAN CITA-CITA

Teman. Aku tau kita mempunyai cita-cita yang berbeda, suatu saat kita pasti akan berpisah dan menempuh jalan yang berbeda. Tuhan. aku mohon setelah perpisahan nanti, temukan kami kembali dengan memegang cita-cita yang kami inginkan.

Tips Suksess

Simpan foto kedua orangtuamu yang sedang tersenyum, dalam dompetmu. Bayangkan apa yang akan terjadi pada senyum mereka saat kita gagal dan tidak bisa membahagiakan mereka.

Life Style #Part 2

"Lihat. Bintang itu awalnya kecil dan terang karena pantulan cahaya dari bintang lain. Tapi suatu saat bintang itu akan menjadi sebuah bintang yang besar dan menerangi bintang lain. Lalu lihat disisi lainnya, bintang itu besar dan terang, tapi sinarnya hanya untuk dirinya. apa yang kalian pilih? bintang yang menerangi bintang lain, atau terang hanya untuk diri sendiri?" Æ ̴̴̴̴̴̴͡.̮Æ ̴̴͡

Thursday, November 24, 2011

Guru dan Anda

Jangan lupa, setiap keberhasilan yang anda raih itu berkat kerja keras anda dan guru yang telah mengajarkan anda tentang ilmu, pengalaman, keberhasilan, dan cara mensyukuri keberhasilan itu sendiri.
Anda bisa berkata bahwa guru itu sering memarahi anda. tapi anda tidak pernah memahami isi hati seorang guru. Ia marah karena sayang kepada anda. Jangan terobsesi dengan semua kata-kata kemarahan yang ia keluarkan. Tapi obsesikan pikiran anda pada setiap kalimat yang menandakan bahwa ia mengkhawatirkan masa depan anda.

Tuesday, November 22, 2011

Kereta dan Aku

Kereta itu melaju terlalu cepat, aku tak bisa mengejarnya jika hanya dengan berjalan kaki/berlari dari stasiun yang dituju kereta itu. tapi Tuhan mengajarkan aku arti kesabaran, usaha, kerja keras, pantang menyerah, dan rasa syukur untuk mencapainya.
#setiap cita-cita yang kita inginkan, yang berada jauh didepan kita. pasti akan tercapai jika kita mau bersabar, berusaha, bekerja keras, pantang menyerah, dan bersyukur.

Monday, November 21, 2011

Keterbatasan dan Kemampuan

Ingat, jangan pernah merasa rugi terhadap kekurangan. Contoh, di australia ada orang yang diberi cobaan, tidak mempunyai tangan dan kaki. Dia hanya memiliki badannya saja. tapi hebat, dia bisa melakukan semua aktifitas seperti orang normal, bahkan dia lebih hebat dari orang normal. Dia menjadi motivator di sebuah universitas terkenal di australia. 
Dari cerita itu kita belajar untuk mensyukuri. Dan kita harus tahu, sebuah kemampuan itu bukan berasal dari kelengkapan organ tubuh kita, tapi dari seberapa mampu kita memanfaatkan kekurangan kita dan seberapa banyak yang kita usahakan untuk mewujudkan apa yang kita inginkan.

Sunday, November 20, 2011

Tidakkah Kita Malu Terhadap ALLAH?


                Wahai sahabatku yang dirahmati Allah. Janganlah kita berkata bahwa Allah itu tidak adil. Apa kita telah merasa adil kepada Allah? Apa kita tidak pernah sedikitpun meninggalkan atau menunda shalat? Apa kita tidak pernah melupakan anak-anak yatim? Apa kita selalu beribadah kepada-Nya setiap waktu? Seberapa sering kita membaca Al-Qur’an? Sudahkah kita shalat dalam keadaan tidak terburu-buru? Sesungguhnya Allah menyayangi kita, walaupun dosalah yang sering kita persembahkan kepada-Nya.
Tidakkah kita malu terhadap-Nya saat kita tidak beribadah kepada-Nya? Allah begitu sedih saat kita kufur, maksiat, berbuat dosa. Nabi pun menangis di sana. Begitu banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, tapi kita malah sengaja meninggalkan/menunda shalat, sengaja menindas anak yatim, sengaja merusak alam, sengaja berfoya-foya membuang rezeki yang telah Allah berikan, sengaja berbuat hina padahal kita tahu Allah Maha Melihat, sengaja menggunjingkan teman kita yang memiliki kesalahan, sengaja memamerkan aurat-aurat,  sengaja menjauhi Allah, sengaja tidak beribadah kepada-Nya. Aku bertanya sekali lagi, TIDAKKAH KITA MALU TERHADAP-NYA? Tidakkah kita ingat, sampai detik ini kita hidup atas rezeki-Nya? Apa yang telah kita persembahkan dalam setiap nafas yang berhembus, setiap waktu yang berjalan, setiap umur yang telah Ia berikan? Rezeki dari-Nya selalu mengalir tanpa henti di setiap nafas dan di setiap waktu yang berjalan. Tapi apakah kita selalu mengalirkan ibadah yang baik untuk-Nya? HARUSNYA KITA MALU SEKALI DIHADAPAN-NYA!
Pernahkah kita berfikir, apa Allah merasa senang saat kita shalat dan beribadah kepada-Nya? Yang kita fikirkan hanya sebuah keegoisan untuk diri kita sendiri. KITA BEGITU LICIK, BERKATA BAHWA “ALLAH ITU TIDAK ADIL” PADAHAL KITA SENDIRI TIDAK PERNAH ADIL KEPADA ALLAH. ALLAH ITU MAHA ADIL, BERHUSNUDZONLAH KEPADA-NYA.
                Allah begitu dekat wahai sahabatku, dekatkanlah diri kita terhadap-Nya. Jangan berfikir dosa-dosa yang telah lalu, mulailah dari sekarang untuk lebih dekat dengan-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun terhadap hamba-Nya yang mau bertaubat.

Mereka dan Kita


            Orang lain diluar sana punya masalah yang lebih berat dari kita. Mereka tidak mempunyai kaki ataupun anggota tubuh lain yang tidak ada. Pagi mereka makan kadang siang-malamnya hanya minum.
            Pekerjaan mereka hanya sekedar menunggu belas kasihan orang lain, atau bernyanyi di lampu merah atau menaiki kendaraan umum.
            Mereka tidak mengenyam pendidikan, bahkan tidur hanya berselimut langit dan beralas tanah.
            Kadang baju mereka, mereka ganti satu minggu sekali.
            Mereka sebenarnya ingin hidup berkecukupan, tapi apalah daya? Anggota badanpun kurang. Tapi mereka masih bisa bersyukur dengan apa yang mereka terima, karena mereka masih bisa bertahan hidup dan hebatnya mereka bisa menghadapi masalah mereka.
            Merekalah contoh untuk kita, merekalah yang mendorong kita untuk lebih berusaha dalam hidup dan berusaha bersyukur. Tapi masih ada orang yang berkecukupan malah lari dari masalahnya dan tidak bersyukur dengan yang diterimanya.
            Hadapilah masalahmu wahai orang-orang yang berkecukupan, jangan lari dari takdir hidupmu sendiri. Terus bersyukur dengan apa yang diterima.
            Janganlah kamu berbesar kepala dan menjadi orang kikir, kamu bisa menjadi orang yang berkecukupan karena Allah dan karena kamu melihat dari orang jalanan hingga kamu mau berusaha.

Lambaian Mengejar Mimpi


Lambaian Mengejar Mimpi

Dia berlari dibawah hijaunya rembulan
Dan hamparan lambaian ilalang yang beranjak dewasa
Kakinya tergetar hebat menggapai bintang
Yang meluncur ke ufuk barat jatuh-bangunnya

Serakan tulang yang rapuh
Limbangan air raga
Bahkan nafas yang terbantai
Ia serahkan pada bintang yang entah dimana inginnya

Lalu keranda kehidupan membopongnya
Lewat busur pelangi dan sayup-sayup angin
Menemui bintang kelana penyinar gulita tadi
Kisahnya membatu

Sayang, bintang tak hendak datang dengan kedipan
Kembali, kisahnya membatu

Tapi, dialah karang
Dengan kerikil runcing disetiap porinya
Melawan ombak dengan tombak
Sang Bintangpun membatu

Lewat lolongannya
Aku tahu
Dia berkata “Aku dapat!”
Kisahnya kembali berjalan

Guru yang Hebat atau Murid yang Hebat


Hari Ini Aku Belajar, Hari Ini Pula Aku Akan Menjadi Lebih Baik


                 Suatu saat seorang guru agama islam sedang mengajar di kelasnya.
"Wahai anak-anakku yang 'mama' --begitulah murid memanggilnya-- cintai, tidakkah kalian tau? Allah begitu dekat dengan kita. Mama ingin memberi sebuah tugas kepada kalian, apa kalian akan menyanggupinya?" Dengan tutur kata yang lemah-lembut serta senyum yang menghias wajahnya, wanita itu menawarkan sebuah tugas kepada siswa/siswinya.
"Iya mama, apapun tugas yang mama berikan adalah pelajaran yang berharga untuk kami." salah seorang siswi menjawab pertanyaannya.
"Baiklah kalau begitu. Mama hanya ingin dalam waktu satu bulan ini, kalian shalat tepat waktu, ikhlas dan khusyuk. Cobalah kalian lebih dekat dengan Allah, lewat bacaan shalat yang teratur dan benar. Lalu setelah satu bulan, kalian buat sebuah tulisan apa yang kalian rasakan setelah melaksanakan apa yang mama perintahkan. Mama mempunyai hadiah diatas harga Rp.1.000.000,00." Senyum kembali menghiasi wajahnya. "Mama berjanji" Tegasnya.
Serentak semua anak bersorak mendengar nominal sehebat itu. Bel tanda pelajaran telah berakhir.
“Baiklah, karena waktu telah habis cukup sampai di sini dulu. Sekian dari mama, jangan lupa kerjakan tugas kalian. Wabilahitaufik walhidayah wassalamua’laikum warahmatullahi wabarakatuh” akhir mama. Mama beranjak keluar kelas.
Setelah satu bulan, mama pun menagih janjinya.
"Wahai anak-anakku, bagaimana dengan tugas kalian? Sekarang satu per satu kumpulkan. Jangan lupa tulis nama kalian." Raut wajahnya tak henti mengeluarkan senyuman.
Semua siswa berlontang-lanting memberikan hasil karyanya kepada Mama.
"Baiklah, akan mama lihat apa hasil kerja kalian. Besok akan mama umumkan." Mama pun pergi lagi, karena hari itu tidak ada jam pelajarannya.
                Beberapa orang sepertinya tidak sabar menunggu hari esok.
Esok harinya, mama kembali pada kelas yang sama.
"Ya anakku, ada satu orang yang tidak mengumpulkan disini, siapakah itu?" Mama bertanya. Satu orang siswi mengacungkan tangannya dan seraya berkata "Saya mama." Semua temannya terlihat menyorakinya.
                "Sebentar Ya anakku, tidak baik menyoraki seperti itu, jagalah ucapan kalian dari hal yang tidak penting." Katanya sambil menenangkan siswa/siswi lain. "Apa kemarin kamu tidak sekolah nak?" Lanjutnya memalingkan wajah ke arah siswi yang mengacungkan tangannya tadi.
                "Saya sekolah mama." Jawabnya, ia tertunduk.
                "Lalu apa alasanmu tidak mengumpulkannya?" Tanya Mama semakin penasaran.
                "Ya Mama, bukankah kita harus ikhlas dalam beribadah kepada Allah? Saya tidak menulis bukan karena saya tidak mengerjakan. Selama satu bulan itu saya berusaha dekat dengan Allah, saya sadar selama ini saya telah jauh dari Allah, saya merasa kecil dihadapan-Nya, rasa syukur saya begitu sedikit. Saya malu untuk menulis apa yang saya rasakan dalam melaksanakan perintah mama. Saya mencintai Allah, saya tidak ingin ada orang yang tahu seberapa cinta saya kepada Allah, cukup saya dan Allah yang tahu. Tanpa tulisan itu percayalah mama, saya telah mengerjakannya. Hadiah Rp.1.000.000,00 itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang telah saya rasakan, saya cukup dengan begini saja. "            Tanpa disadari, ia meneteskan air mata. Mama menghampirinya lalu ikut menangis. Siswa-siswi lainnya menundukan kepala, mungkin malu atau sebagainya.
                "Wahai anakku, kaulah yang mama harapkan, kau ikhlas dalam beribadah. Inilah  hadiah yang mama janjikan kepadamu. Ini adalah hadiahmu di dunia dari Mama atas rezeki Allah,  di akhirat sana Allah telah menjanjikan hadiah yang jauh lebih besar daripada ini. Cintailah Allah dan dekatlah dengannya, teruslah mendekat." Tangan lembut mama mengelus-elus kepala siswi itu, sembari menyodorkan sebuah kotak.
                "Tidak ma, saya merasa cukup dengan apa yang Allah berikan saat ini dan selamanya." Siswi itu menolak apa yang di hadiahkan oleh Mama, diluar dugaan. Subhanallah sekali.
                "Baiklah jika kau menolaknya Ya anaku." Mama mengusap air matanya, lalu kembali ke depan kelas.
                "Wahai anak-anakku yang mama cintai. Hari ini kita belajar, bahwa ibadah kepada Allah haruslah ikhlas tanpa adanya sebuah iming-imingan yang di harapkan. Mama tidak kecewa kepada kalian yang mungkin punya rasa ingin iming-imingan yang mama berikan, belajarlah dari hari ini. Dekatlah dengan Allah secara ikhlas, maka kalian akan merasakan apa yang belum kalian rasakan dan kalian akan merasakan sesuatu yang harganya tidak dapat dinilai dengan uang. Sesungguhnya hadiah yang bernilai rupiah tertinggi pun di mata kita, itu tidak akan ada nilainya jika kita merasakan cinta dari Allah. Dekatkanlah diri kalian terus dekatkanlah kepada Allah, maka Allah akan lebih dekat dengan kalian."
                Beberapa siswa/siswi menangis, Seorang siswi berlari ke depan dan memeluk mama sambil menangis dan berkata "Alangkah indah aku mempunyai seorang guru sepertimu ma, pelajaran yang sangat berharga. Terima kasih."
Lalu semua siswa/siswi mengikutinya memeluk Mama.